Menakar Argumentasi Tilawah Alquran dengan Langgam Nusantara

Authors

  • Jazim Hamidi Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi

Keywords:

nagham, langgam nusantara

Abstract

Ketika Alquran dibacakan dengan lagu yang merdu dan indah maka itu bisa memberikan pengaruh positif yang sangat kuat terhadap pembaca dan pendengarnya, untuk men-tadabburi pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh ayat-ayat Alquran. Bahkan pengaruh tersebut bisa terjadi pada orang yang tidak mengerti makna dan kandungannya, karena kemukjizatan Alquran bersifat hissiyah (inderawi) dan ghair hissiyyah (non-inderawi). Nagham-nagham yang lazim dibawakan dalam melantunkan ayat suci Alquran adalah nada-nada seperti Shaba, Hijaz, Bayati, Jiharkah, Nahawand, Sikah, dan Rast ( maqamat ). Nada-nada tersebut bukanlah bersifat tauqify (taken for granted) dalam arti bahwa nada-nada tersebut tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw karena ketika Alquran diturunkan belum ditemukan alat perekam suara. Lagu-lagu tersebut adalah ijtihad para ulama Qira’at jauh setelah Rasulullah saw wafat. Lagu-lagu tersebut dibawakan untuk mengekpresikan pesan-pesan Alquran lewat lantunan lagu yang teratur dan indah (nagham). Namun bagaimana kalau ayat-ayat Alquran dilantunkan dengan lagu yang bernuansa langgam lokal (Nusantara) seperti langgam Jawa? Populer di masyarakat Jawa beberapa lagu seperti Asmarandana yang menggambarkan tresna (cinta) dan kesengsem (kasmaran), dandhang gulo berwatak luwes, gembira dan indah (biasanya untuk pembuka lagu), Kinanti bersifat senang, gembira dan mituturi (nasehat). Ada juga yang lain seperti Pucung, Megatruh, Pangkurdan lain-lain. Tulisan ini akan mengetengahkan argumentasi-argumentasi tentang boleh tidaknya langgam Nusantara digunakan sebagai lagu dalam melantunkan ayat-ayat Alquran al Karim

References

Abdillah, Muhammad bin Ahmad Anshari Qurthubi Abu. Al-Jami' li Ahkamil Qur'an (Tafsir al-Qurthubi). Vol. 1. 24 vols. Muassasah Risalah, 2006.

al-Jawziyyah, Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub bin Qayyim. Zadul Ma'ad fi HAdya Khairil 'Ibad. 3. Vol. 1. 6 vols. Beirut: Muassash Risalah, 1998.

Asqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar. Fathul Bari bi Syarhil Bukhari. Asyura, Muhammad Thahir bin. Tafsirut Tahrir wat Tanwir. Vol. 29. 30 vols. Tunisia: Darut Tunisiah, 2008.

Husain, Ahmad bin Faris bin Zakariya Abul. Mu'jamul Maqayisul Lughah. Edited by Abdussalam Muhammad Harun. Vol. II. Beirut: Darul Fikr, 1979.

Muhyiddin, Yahya bin Syarafuddin Nawawi Abu Zakaria. At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur'an. Dar Ibn Hazm, 1996.

Quran, Jam'iyatul. Jamalut Tilawah fish Shaut wan Nagham. Vol. 1. 3 vols. Beirut-Libanon: Jam'iyatul Qur'anil KArim Li Taujih wal Irsyad, 2012.

Sa'id, Labib. islamport. September Kamis, 2016. http://islamport.com/w/qur/Web/1181/1.htm (accessed September Kamis, 2016).

Shabuni, Ali. Rawai'ul Bayan fi Tafsiri Ahkamil Qur'an. Maktabah al Ghazali, 1980.

Downloads

Published

2023-07-02

How to Cite

Jazim Hamidi. (2023). Menakar Argumentasi Tilawah Alquran dengan Langgam Nusantara. SAFINA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2). Retrieved from https://journal.madinatulilmi.ac.id/index.php/safina/article/view/26